BOGOR, Berita Top Line – Kabupaten Bekasi kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Kabupaten Bekasi ditetapkan sebagai daerah dengan realisasi rumah subsidi terbanyak se-Indonesia, yakni 9.537 unit.
Capaian ini disampaikan pada acara Peresmian Akad Massal 26 Ribu KPR Sejahtera FLPP sekaligus serah terima kunci, yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Kegiatan berlangsung di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).
Peresmian ditandai dengan penekanan sirine oleh Presiden bersama Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, serta perwakilan penerima manfaat.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan pemerintah pusat yang menempatkan Kabupaten Bekasi sebagai penerima alokasi terbesar rumah subsidi. Ia menegaskan bahwa capaian ini menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Alhamdulillah, Kabupaten Bekasi mendapatkan realisasi terbanyak, yakni 9.537 unit rumah subsidi. Ini bukan sekadar angka, melainkan wujud nyata perhatian pemerintah pusat kepada rakyat kecil yang membutuhkan hunian layak dan terjangkau,” ujar Bupati Ade.
Lebih lanjut, Bupati mengingatkan pentingnya pembangunan yang sejalan dengan tata ruang daerah. Ia menekankan agar pengembang perumahan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, infrastruktur pendukung, serta menjaga keseimbangan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau.
“Pembangunan perumahan harus terintegrasi dengan kebijakan tata ruang. Pemkab Bekasi kini mengendalikan alih fungsi lahan dan menjaga ruang terbuka hijau. Karena itu, kami mengajak pengembang menghadirkan perumahan rakyat yang ramah lingkungan, memiliki akses jalan, air bersih, hingga ruang terbuka publik,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo secara simbolis menyerahkan kunci rumah kepada 10 penerima manfaat dari berbagai profesi, mulai dari asisten rumah tangga, penyandang disabilitas, tukang becak, guru, perawat, petani, hingga anggota TNI dan Polri.
Presiden menekankan bahwa sektor perumahan tidak hanya berfungsi memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga berperan sebagai penggerak ekonomi nasional.
“Perumahan sangat penting. Selain memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah, sektor ini juga menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional,” kata Presiden.
Program akad massal ini melibatkan 25.000 unit rumah untuk debitur KPR FLPP. Sebanyak 200 penerima hadir langsung di lokasi, sementara 24.800 lainnya mengikuti secara daring dari 90 titik di 30 provinsi.
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama BP Tapera menegaskan, kegiatan ini menjadi tonggak sejarah dalam penyediaan rumah subsidi terbesar sepanjang masa. Targetnya meningkat dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit.
Program ini diperkuat dengan kebijakan pro-rakyat, antara lain pembebasan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).