
SLEMAN, Berita Top Line – Joint Initiative Strategic Religious Action (JISRA) menyelenggarakan program Cross Country Learning on Youth Digital on Safety and Human Rights sebagai upaya merajut perdamaian dunia dan memperkuat peran pemuda di era digital.
Kegiatan ini berlangsung di Resto Joglo Asri, Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (13/9/2025).
Acara dihadiri sejumlah organisasi nasional dan internasional yang tergabung dalam JISRA, di antaranya Gusdurian, Amman Indonesia, Fatayat NU, Imparsial, Interfidei/Institut Dian, serta mitra dari Uganda, Kenya, Ethiopia, Mali, Nigeria, dan Irak.
Rangkaian Kegiatan Nasional dan Internasional
Fokal Point JISRA, Junaidi Simon, M.M., menjelaskan bahwa program ini digelar pada 7–17 September 2025.
Kegiatan diawali dengan briefing di Jakarta bersama pemerintah Republik Indonesia, melibatkan Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, serta perwakilan kedutaan besar.
Setelah itu, rangkaian kegiatan dilanjutkan ke Bandung dan Yogyakarta melalui diskusi, pelatihan, serta workshop di bidang digital.
Peserta juga melakukan kunjungan ke berbagai tempat bersejarah, seperti Museum Asia Afrika, Gedung Indonesia Menggugat, SMA PIRI Yogyakarta, komunitas Gusdurian, Interfidei, Gereja Margomulyo, hingga Candi Borobudur.
Melalui pengalaman tersebut, peserta diajak mendalami isu-isu kekerasan, radikalisme, dan hak asasi manusia (HAM) di era digital, serta membangun strategi bersama untuk mengatasinya.
Pemuda dan Narasi Perdamaian di Era Digital
Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kepedulian generasi muda dari berbagai negara terhadap perdamaian dunia dan HAM.
Pemuda diharapkan mampu melahirkan narasi positif yang dapat mengimbangi arus informasi radikal dan polarisasi di media sosial.
Agenda akan ditutup kembali di Jakarta dengan penyampaian hasil pelatihan dan diskusi kepada pemerintah, berupa pengalaman, tantangan, dan rekomendasi mengenai peran pemuda dalam dunia digital.
Kolaborasi Inklusif dengan Penyandang Disabilitas
Suasana akrab dan inklusif mewarnai acara di Joglo Asri. Penampilan tarian tradisional Jawa dibawakan anak-anak penyandang disabilitas dari SLB Bina Siwi Bantul.
Pertunjukan ini terwujud berkat kolaborasi Komunitas Tari Pradna Srikandi bersama Rumah Vokasi Hanenda.
Perwakilan Rumah Vokasi Hanenda, Siti Nurhayati, menyampaikan apresiasi kepada panitia dan mitra komunitas tari yang memberi kesempatan anak-anak berkebutuhan khusus untuk tampil dan berkarya.
“Ini bagian dari komitmen Hanenda untuk memperjuangkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Mereka berhak diberi ruang dan kesempatan di berbagai bidang karena memiliki potensi yang sama,” ujarnya.
Membangun Perdamaian Dunia Lewat Aksi Nyata
Melalui rangkaian kegiatan ini, JISRA menunjukkan komitmen dalam menguatkan peran pemuda lintas negara sebagai agen perdamaian dan penegak HAM. Kehadiran komunitas disabilitas juga menegaskan pentingnya nilai kesetaraan dan keberagaman dalam upaya merajut harmoni global.