PANGKALPINANG, Top Line – Pengurus Cabang Panahan Tradisional Walet Basura Nusantara (WBN) Kabupaten Belitung turut ambil bagian dalam Kejuaraan Panahan Tradisional WBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Tahun 2025 yang diselenggarakan di Pangkalpinang, Sabtu (15/11/2025).
Kejuaraan yang digagas oleh Pengurus Daerah WBN Babel tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua KORMI Provinsi Babel, Sarjulianto. Ajang ini menjadi wadah peningkatan prestasi sekaligus memperkuat silaturahmi antar-atlet panahan tradisional se-Babel.
Ketua WBN Belitung, Ruslianto, menyampaikan bahwa kontingen Belitung menurunkan 14 atlet, masing-masing berasal dari Keramika Archery Club (KAC) dan Muslim Archery Club (MAC). “Dari KAC tujuh atlet dan dari MAC juga tujuh atlet. Mereka mewakili WBN Belitung dengan penuh semangat,” ujarnya kepada Belitong Ekspres.
Ruslianto mengungkapkan rasa bangganya atas capaian para atlet. Dalam kejuaraan tersebut, WBN Belitung berhasil meraih total delapan medali, yang terdiri dari dua emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Adapun perolehan medali tersebut diraih oleh:
Nadia Pratiwi: 1 emas, 1 perunggu
Nisrina: 1 emas
Fidia: 1 perak
Ara: 1 perak
Andi Wafi Hibban: 1 perak
Ratu: 1 perunggu
Rara: 1 perunggu
“Hasil ini sangat memuaskan. Ke depan, kami berharap prestasi dapat terus ditingkatkan melalui latihan yang lebih intens dan terarah,” kata Ruslianto yang akrab disapa Lilik.
Ia juga berharap olahraga panahan tradisional semakin berkembang di Kabupaten Belitung, baik sebagai ajang prestasi maupun pelestarian budaya olahraga tradisional. “Melestarikan olahraga tradisional adalah bentuk kebanggaan kita bersama,” tegasnya.
Ketua KORMI Belitung yang juga Wakil Bupati Belitung, Syamsir, memberikan apresiasi atas kerja keras seluruh atlet dan pengurus. “Alhamdulillah, terima kasih kepada tim yang sudah berjuang dan memberikan hasil terbaik,” ungkapnya.
Syamsir menambahkan bahwa sebelum keberangkatan, para atlet sempat bersilaturahmi dengannya untuk menyampaikan harapan terkait dukungan pembinaan. Ia menilai meningkatnya minat masyarakat terhadap panahan tradisional menjadi momentum baik bagi pemerintah daerah untuk memperkuat pembinaan generasi muda.
“Kegiatan seperti ini sangat positif, bukan hanya untuk prestasi, tetapi juga untuk membentuk mental, kedisiplinan, dan kerja sama. Ini penting dalam menghadapi derasnya arus globalisasi agar generasi muda tetap berada pada kegiatan yang konstruktif,” tutupnya.




