Depok, BERITA TOP LINE — Kepala Sekolah SLB Negeri Kota Depok, Lia Cornelia Dewi, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wali Kota Depok, Supian Suri, ke sekolah yang dipimpinnya.
Kunjungan tersebut dinilai menjadi bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap pendidikan penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Depok.
“Terima kasih kepada Wali Kota Depok yang telah meluangkan waktu berkunjung. Ini menjadi motivasi besar bagi kami para tenaga pendidik di SLB untuk terus memberikan pendidikan terbaik,” ujar Lia kepada media usai kunjungan berlangsung, Senin (6/5/2025).
Lia menuturkan bahwa fasilitas gedung SLB Negeri Kota Depok yang digunakan saat ini merupakan hasil hibah Pemerintah Kota Depok pada masa Wali Kota Nur Mahmudi, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan.
Saat ini, sekolah tersebut menampung 169 siswa dengan kebutuhan khusus, namun hanya memiliki 20 guru pengajar.
“Secara ideal, satu guru menangani lima siswa. Tapi kenyataannya, satu guru bisa mengajar hingga 17 anak. Ini sangat membebani dan tidak sesuai standar pendidikan anak berkebutuhan khusus,” keluh Lia.
Lebih lanjut, Lia berharap agar pemerintah memberikan perhatian serius terhadap pemenuhan sumber daya manusia di sekolah khusus.
Ia juga meminta adanya program afirmatif ketenagakerjaan bagi lulusan SLB sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang mengamanatkan kuota 2% hingga 2,5% tenaga kerja disabilitas di sektor publik dan swasta.
“Kami berharap anak-anak yang lulus dari SLB dapat diterima di dunia kerja. Mereka sudah dibekali keterampilan, terutama di jenjang SMP dan SMA. Pemerintah harus bantu jembatani mereka agar tidak berhenti di sekolah saja,” tegas Lia.
Dalam kunjungan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, juga turut hadir.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya akan mengembangkan sekolah inklusi percontohan di setiap kecamatan, baik tingkat SD maupun SMP, serta menyiapkan layanan terapi rutin bulanan bagi siswa berkebutuhan khusus.
“Prinsipnya semua sekolah wajib menerima siswa berkebutuhan khusus. Kendala utamanya memang masih pada ketersediaan guru pendamping,” ungkap Siti.
Ia juga menekankan pentingnya pembinaan karakter anak sebagai bagian dari pendidikan yang utuh, tidak hanya fokus pada akademik tetapi juga perkembangan pribadi yang positif.
Menanggapi program pembinaan karakter berbasis barak militer untuk anak bermasalah seperti yang pernah diusulkan Gubernur Jawa Barat, Siti menyebut pendekatan itu belum dibutuhkan di Depok.