Jakarta, BERITA TOP LINE — Dirjen Pentag, Momentum Hari Kartini tahun 2025 menjadi panggung refleksi atas kemajuan peran perempuan dalam mendukung visi strategis Indonesia Emas 2045.
Salah satu suara yang menegaskan hal ini adalah Direktur Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN (Dirjen Pentag ATR/BPN), Yulia Jaya Nirmawati.
Dalam acara bertema “Mewujudkan Asta Cita dengan Menghadirkan 1000 Profesi Perempuan dan Gen Z” di Tennis Indoor Senayan, Yulia menyampaikan bahwa akses dan peran perempuan di sektor strategis semakin terbuka lebar.
“Ini era perempuan mengambil peran strategis. Kita semua menyambut Indonesia Emas dengan semangat kolaborasi lintas generasi,” ujarnya.
Di Kementerian ATR/BPN, keberpihakan terhadap pengarusutamaan gender kian nyata. Yulia menegaskan bahwa kehadiran perempuan di posisi Eselon 1, 2, dan 3 bukan hanya simbolis, namun produktif.
“Perempuan kini turut hadir sebagai pengambil kebijakan, bahkan di sektor teknis seperti pengukuran tanah di lapangan. Ini bukti kepercayaan institusional pada kapasitas perempuan,” tegas Yulia.
Landasan hukum atas kesetaraan ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang setara bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi.

Acara peringatan ini juga dihadiri berbagai tokoh nasional, di antaranya istri Wakil Presiden RI, Selvi Rakabuming Raka; Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat; serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi.
Kehadiran ratusan perempuan profesional dan generasi muda menjadi simbol harapan dan kesinambungan perjuangan Kartini dalam format kekinian.
Peringatan Hari Kartini tahun ini bukan hanya mengenang sejarah, tetapi membangun masa depan inklusif dan berkeadilan.
Di tengah perubahan zaman, perempuan Indonesia tetap menjadi penopang utama pembangunan bangsa.