TOP LINE – Jakarta – PT Patra Jasa, anak perusahaan Pertamina di sektor Property & Development, Hotels & Resorts, dan Services, meraih empat penghargaan bergengsi dalam ajang Indonesia QHSE Sustainability For Business Award 2024 (IQSA 2024).
Pencapaian ini diraih atas keberhasilan Patra Jasa dalam mempertahankan Zero Accident dengan menerapkan budaya kerja berbasis QHSE (Quality, Health, Safety, and Environment) di seluruh unit operasional perusahaan.
Penghargaan yang diraih Patra Jasa mencakup kategori The Best CEO For Corporate QHSE Excellence yang diberikan kepada Direktur Utama Ray SM Daulay, The Best QHSE Team, The Best Company Concerned QHSE, dan The Best Manager QHSE untuk Manager QHSE Rizuli Akbar.
Patra Jasa terus memperkuat komitmen pada penerapan QHSE di setiap tingkatan, mulai dari manajemen hingga seluruh pekerja.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan termasuk program Akuntabilitas QHSE, Program Pengelolaan Kesehatan Kerja (Patra FIT), Program Pengelolaan Kesehatan Mental (Patra Ramah), serta Program Coaching CSMS for Contractor.
Selain itu, Patra Jasa menjalankan program partisipatif seperti BISIQHSE (Bincang aSIk QHSE), QHSE Tips, dan QHSE Corner yang melibatkan pekerja, vendor, dan kontraktor.
Sistem manajemen QHSE Patra Jasa juga mengacu pada standar internasional seperti ISO 9001:2018, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018, dan Sistem Manajemen K3 sesuai PP No. 50 Tahun 2012, yang semuanya terintegrasi dalam sistem SUPREME (Sustainability Pertamina Expectation for HSSE Management Excellence).
Menurut VP QHSE Patra Jasa, Nur Rohman, perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja melalui program-program strategis yang mencakup semua aspek QHSE.
Pertamina sebagai induk perusahaan, berperan aktif dalam mendukung upaya transisi energi nasional menuju target Net Zero Emission 2060.
Komitmen ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Patra Jasa menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 dan memenuhi standar ISO internasional terkait, serta sesuai dengan peraturan QHSE lainnya yang relevan untuk menjamin kepatuhan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia.
