
TOP LINE – Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Kebaya Nasional yang pertama pada 24 Juli 2024, komunitas dan organisasi terkait perempuan di seluruh Indonesia turut merayakan momen bersejarah ini.
Menurut Ria Khaeria, Ketua Umum dan inisiator pendiri IJESI (ikatan Jelita Seluruh Indonesia) menyebut, Hari Kebaya Nasional mengacu pada nilai sejarah ketika Presiden pertama RI, Soekarno, menghadiri Kongres Wanita Indonesia X tahun 1950, di mana semua peserta mengenakan kebaya.
“Kebaya, sebagai busana warisan leluhur bangsa, harus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang tergerus oleh budaya luar yang semakin marak”. Kata Ria 29/07, di Sebuah Cafe Di kawasan Jakarta Selatan
Masih kata Ria, Kebaya adalah identitas perempuan Indonesia, dan penting bagi perempuan Indonesia untuk tetap mempertahankan jati diri budaya mereka.
Pada tanggal 27 Juli 2024 lalu, IJESI turut merayakan Hari Kebaya Nasional di area wisata Kota Tua Jakarta
Ditempat yang sama, Endang Budiharjo menyampaikan antusias dan semangat Perempuan Indonesia khususnya Perempuan berdaya yang tergabung dalam IJESI
“Kami mempraktikan peragaan busana kebaya, dengan berjalan keliling dan menyapa hangat para turis lokal serta asing layaknya model fashion catwalk, tujuannya untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya bangsa” ujar Endang salah satu pendiri IJESI

“Tak disangka, banyak turis asing yang antusias mengagumi perempuan Indonesia dalam balutan kebaya.” Tambah endang
“Kita tidak boleh kalah dengan perempuan negara tetangga yang masih melestarikan budaya dengan baju kurungnya. Perempuan Indonesia harus tetap memegang amanat leluhur dan mencintai budaya bangsa karena itu adalah ciri khas suatu bangsa,” pungkas Ria Khaerika dalam liputan khusus wartawan Top Line
