Dinamika Politik Menuju Babel 1, Naziarto hadir sebagai Simbol Poros Tengah

Dinamika Politik Menuju Babel 1, Naziarto hadir sebagai Simbol Poros Tengah

Oleh : Achmad Ferdy Firmansyah

TOP LINE – Babel | Perebutan menjadi orang No. 1 di Bumi Serumpun Sebalai semakin ramai di perbincangkan publik Dinamika Politik Menuju Babel 1, Naziarto hadir sebagai Simbol Poros Tengah

termasuk upaya Partai Politik menjaring kandidat nya dengan berlomba-lomba membuka kesempatan pendaftaran untuk Kader dan Non kader, agar dapat diusung oleh Parpol yang memperoleh kursi dan di dukung oleh Parpol yang tidak memperoleh kursi pada hasil Pemilu 2024.

Menarik untuk kita bersama amati dan analisa, kekuatan Politik ditinjau dari beberapa perspektif dari para figur Calon dan Partai Politik Pengusung serta pendukung untuk memperoleh ” Tiket ” menjadi Paslon Kepala Daerah yang ditetapkan KPU.

Berdasarkan Hasil Pemilu 2024 yang baru saja kita lewati bersama, Perolehan kursi DPRD Provinsi Kep. Babel sangat dominan mewarnai alur dinamika dan konstelasi politik pada kontestasi Pilgub Babel. Menurut hasil Perolehan kursi DPRD kemarin, kemungkinan potensi lebih dari 2 Paslon yang bakal bertarung nantinya.

PDIP yang berhasil meraih 9 kursi, dipastikan otomatis bisa mengusung Paslon nya tanpa harus atau wajib berkoalisi dengan Partai lainnya karena PDIP sudah mencukupi 20% kursi berdasarkan amanat undang-undang Nomor 10 tahun 2016; Partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati dengan menggunakan persentasi akumulasi jumlah kursi hasil pemilu terakhir, dengan persentase 20 persen dari jumlah kursi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Selanjutnya, Partai Golkar yang berhasil meraih 8 kursi. Maka, cukup membutuhkan 1 kursi untuk bisa mengusung jagonya yaitu Hidayat Arsani. Untuk penambahan 1 kursi tersebut, Partai Golkar intensif merangkul Parpol lain, terutama Partai Demokrat yang sangat potensial untuk berkoalisi. Mengingat, hubungan kedua elit parpol tersebut begitu harmonis dengan ditandai sikap dan pernyataan elit Partai Demokrat yang terang benderang berencana melirik figur Hidayat Arsani untuk diusung oleh Partai Demokrat, pada waktu Agenda Pelantikan Pengurus DPD Partai Demokrat Babel Tahun 2022 kemarin.

Kemudian, Erzaldi Roesman Djohan yang sebelumnya adalah Gubernur Babel periode 2017 – 2022, dipastikan akan berlaga lagi dan dipastikan akan mendapatkan tiket dari Partai nya sendiri yaitu Partai Gerindra. Hal ini di tengarai desas desus, bahwasanya DPP Partai Gerindra bakal merestui kadernya, Ketua DPD Partai Gerindra Erzaldi Roesman Djohan untuk maju. Akan tetapi, Partai Gerindra yang hanya memperoleh 7 kursi harus berkoalisi dengan Partai lainnya. Persoalan untuk berkoalisi dengan PKB, PBB, dan PPP bisa terealisasi dengan kekuatan politik Partai Gerindra, baik secara Nasional serta lobi-lobi yang kondisional dan transaksional.

Dimana Posisi Partai Nasdem dan PKS?

Partai Nasdem dan PKS sama-sama kita ketahui, masing-masing mengantongi modal 6 kursi hasil pemilu kemarin. Tetapi, belum adanya hingar bingar kandidat dari kader kedua parpol tersebut untuk diusung menjadi calon Gubernur.

Situasi ini mengisyaratkan beberapa opsi yang akan dijalankan Partai Nasdem dan PKS agar modal 6 kursi bisa di manfaatkan secara maksimal dan tidak sia-sia di ajang Pilgub Babel yang tinggal beberapa bulan kedepan.

Adapun opsi yang akan Partai Nasdem dan PKS sikapi antara lain :
1. Menawarkan kandidat dari kader internal sebagai cawagub kepada 3 Parpol yang berstatus ” King Maker ” yaitu PDIP , Golkar dan Gerindra.
2. Membentuk Poros Tengah dengan mengambil jalan bersama atau berduet dengan koalisi mengusung Paslon.

Mahar Politik kembali bicara !

Sudah bukan rahasia lagi, hari ini, Parpol yang memperoleh kursi akan bakal dipinang oleh figur yang ingin maju berkontestasi, dan Politik Transaksional menjadi prioritas dalam penentuan keputusan dan kebijakan partai politik dalam mengusung dan mendukung Paslon. Mekanisme pendaftaran yang dibuka Parpol pun hanyalah formalitas untuk memancing “isi tas” para calon yang mendaftar untuk mendapatkan tiket nya sesuai jumlah kursi yang diperoleh masing-masing parpol.

Realitas ini jelas merupakan sketsa buram dari rusaknya sendi-sendi Demokrasi, yang mana salah satu fungsi Parpol itu melahirkan Tokoh-tokoh publik atau para pemimpin yang ideologis bukan Tokoh-tokoh yang oportunis meraih Tahta dan Harta.

Rusaknya sikap elit Parpol sekarang ini jelas berdampak akan kurang aspiratif dan selektif nya parpol melahirkan figur yang berkualitas sesuai harapan masyarakat.

*Naziarto adalah simbol ” Poros Tengah ” diantara 2 kekuatan politik figur Erzaldi Roesman Djohan dan Hidayat Arsani !*

Kemunculan mantan Sekda Babel Naziarto yang sudah mendaftar ke beberapa parpol untuk maju Pilgub sangat menarik dan patut untuk diperhitungkan. Mengingat turbulensi kekuatan politik yang terjadi beberapa tahun terakhir, hanya didominasi oleh figur Erzaldi Roesman Djohan dan Hidayat Arsani. Dan bagi masyarakat yang kontra terhadap kedua figur tersebut sepertinya akan berduyun-duyun memberikan dukungan moril kepada Naziarto.

Bermodalkan seorang Birokrat yang “Husnul Khatimal” saat pensiun dan rekam jejak yang ‘zero’ terlibat KKN semasa aktif sebagai Birokrat, merupakan modal positif yang berpotensi mengimbangi bahkan bisa unggul dari figur yang ada selama ini.

Atribut yang sudah dimiliki Naziarto sebagai orang No 1 di kalangan birokrat tentunya akan semakin di minati masyarakat Babel apabila didukung Parpol sebagai mesin politik / kendaraan. Dan PDIP yang saat ini masih lirik sana lirik sini menentukan Figur yang akan diusung, harusnya bisa membaca situasi ini untuk melengkapi kesempurnaannya, dengan memperoleh kemenangan di Pilgub.

Sehingga, harmonisasi Pemprov dan DPRD ke depan bisa dikondisikan untuk keberlanjutan dan perbaikan dalam mewujudkan cita-cita berdirinya Provinsi Kep. Babel.

Hal yang sama juga bisa disikapi oleh Partai Nasdem bersama PKS untuk meraih peluang dari Simbol ” Poros Tengah ” yang melekat pada figur Naziarto. Dengan dibekali militansi kekuatan struktural partai Nasdem dan PKS sampai ke tingkat desa, ditambah kantong suara publik yang mengambang atau kontra terhadap figur Erzaldi Roesman Djohan dan Hidayat Arsani, tidak menutup kemungkinan, posisi tawar Naziarto sangat produktif mendulang kesuksesan untuk Partai Politik Pengusung.

Mari sama-sama kita, masyarakat Babel jaga kondusifitas menuju Pilkada serentak nantinya, dan semoga kompetisi politik ke depan berjalan dinamis dan Fair Play. Dan Alangkah bijaknya sebagai masyarakat awam, kita berfikir positif dan memberi apresiasi kepada calon-calon Kepala Daerah.

Bahwasanya, Erzaldi Roesman Djohan, Hidayat Arsani dan Naziarto adalah Putra – putra terbaik Babel yang ingin memajukan Provinsi Kep Babel dan Takdir kepemimpinan Babel pun sejatinya sudah tercatat di “Lauhul Mahfudz”.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *