EGO PALESTINA dan ISRAEL: KORBANKAN RIBUAN JIWA

EGO PALESTINA dan ISRAEL: KORBANKAN RIBUAN JIWA

TOP LINE – Internasional – Ego Palestina Dan Israel, Lebih dari 30 ribu korban akibat konflik Perang Israel-Palestina, dan 70% lebih adalah anak-anak. Konflik Palestina – Israel sejatinya adalah konflik terpanjang di dunia.

Konflik militer dan politik tersebut berlangsung dari abad ke-19 hingga pada abad ke-21. Korban jiwa hari ini hanyalah sebagian dari dampak konflik berkepanjangan yang tidak dapat terukur kapan akan selesai.

Upaya perdamaian dan gencatan senjata masih menjadi solusi yang terus menerus ditawarkan berbagai negara.

Namun, hal tersebut menjadi bias, karena kepentingan masing-masing pihak, baik Israel yang disokong Amerika Serikat dan sebagian uni eropa dan Palestina yang disokong beberapa negara Arab dan Rusia.

tetap menahan egoismenya dan menjauhkan dari Perdamaian ataupun gencatan senjata.
Begitupun negara-negara penyokongnya, hanya memperuncing konflik.

Sebenarnya, hal tersebut bisa selesai, seandainya Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mampu mengeluarkan resolusi agar Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan kembali penerimaan Palestina sebagai anggota penuh PBB.

Meskipun, AS dengan dukungan Israel dan Argentina bisa menggunakan hak vetonya, menghalangi rancangan resolusi Aljazair yang merekomendasikan pengakuan Palestina sebagai negara anggota penuh PBB, pada April lalu.

Selama ini, baik Israel ataupun Palestina hanya mementingkan ego One State Solution, dibawah negara Israel atau dibawah Negara Palestina.

Two State Solution harus segera dikemukakan diberbagai forum. Pengakuan sebagai negara melalui legitimasi Majelis PBB, akan memberikan kesempatan terutama kepada Palestina untuk bisa berbicara di forum internasional tanpa menimbulkan preseden.

Saatnya pimpinan Palestina atau Israel, bila perlu terus menerus didesak dunia internasional, mendorong pengakuan terhadap Palestina melalui Two State Solution .

Pengakuan tersebut dapat memberikan gambaran jelas mengenai letak geografis negara masing-masing, dengan mengubur egoisme masa lampau.

(ficture:Unicef)

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *